Dinamika konflik yang berkepanjangan di Sudan

Suatu pandangan mengenai konflik militer terbaru di Sudan

Dinamika konflik yang berkepanjangan di Sudan

Pendahuluan
Pada tanggal 15 April 2023, Sudan mengalami konflik militer dahsyat yang dikenal dengan Perang Sudan III atau Perang Saudara Sudan 2023. Konflik ini melibatkan dua faksi utama: Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) di bawah pimpinan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) di bawah pimpinan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan Tentara Sudan. Rapid Support (RSF), dipimpin oleh Mohammed Hamdan Dagalo alias Hemedti. Berikut rangkuman singkat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa konflik.

- Awal konflik
Pertempuran dimulai pada bulan Ramadhan pada tanggal 15 April 2023, ketika RSF menyerang pangkalan SAF di seluruh Sudan, termasuk ibu kota Khartoum dan kotanya Jenderal al-Burhan. Sebagai tanggapan, SAF menutup semua bandara dan melancarkan serangan udara terhadap posisi RSF. Bentrokan juga terjadi di markas lembaga penyiaran nasional, Sudan TV, yang kemudian diprotes RSF

-Bentrokan Intensif
Pada 16 April, SAF mengumumkan penyelamatan seorang walikota jenderal dan seorang brigadir, serta penangkapan beberapa personel RSF. Bandara Merowe berhasil direbut kembali oleh SAF. Otoritas Penerbangan Sipil Sudan menutup wilayah udara negara itu, dan penyedia telekomunikasi MTN menutup layanan Internet. Bentrokan berlanjut hingga 17 April di bandara Khartoum, Omdurman, dan Merowe

- Korban Jiwa dan Evakuasi Massal
Konflik ini menimbulkan banyak korban jiwa. Pada September 2024, setidaknya 20.000 orang meninggal dan 33.000 lainnya luka-luka. Banyak wilayah di Sudan termasuk Negara Bagian Blue Nile dan Darfur telah menjadi wilayah pertempuran sengit. Hingga Juli 2024, jumlah pengungsi dalam negeri telah melampaui 7,7 juta orang, sementara lebih dari 2,1 juta orang meninggalkan negaranya sebagai pengungsi internasional. Gencatan Senjata dan Perjuangan Berlanjut
Meski gencatan senjata telah terjadi pada 27 April 2024 selama 72 jam, namun bentrokan antar kelompok masih terus terjadi. Pada akhir pekan Idul Fitri tahun 2024, dilaporkan terjadi tembakan artileri di Al-Ubayyid, dan RSF mengaku berhasil menangkis serangan SAF dan menembak jatuh dua helikopter militer.

-Implikasi Ekonomi dan Sosial
Kondisi ekstrim ini telah memperburuk kondisi sosial ekonomi masyarakat Sudan. Rumah sakit di dekat pangkalan militer khawatir akan kekurangan udara dan listrik, bahkan pasien harus dievakuasi karena kontak dengan lingkungan medis yang buruk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengeluarkan pernyataan membebaskan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Nasional yang disita oleh salah satu faksi saingannya.

-Latar Belakang Politik
Konflik ini dipicu oleh pertengkaran politik antara Jenderal Burhan dan Hemedti. Keduanya dulu bekerja sama dalam kudeta, namun kini mereka bersaing untuk mendapatkan supremasi. Perselisihan ini semakin rumit dengan belum terselesaikannya integrasi RSF ke dalam angkatan bersenjata reguler

Sumber 
BBC Indonesia - Kisah Dua Jenderal yang Perselisihan Inti Konflik Sudan