GISAF CIREBON GELAR TALKSHOW DAN LAUCHING MAJALAH DALAM MERIAHKAN HARI SANTRI NASIONAL
Cirebon (25/10). Pesantren Literasi dan Pengembangan Diri Gubuk Ilmu Sahabat Fikir (GISAF) Cirebon menghelat kegiatan semarak Hari Santri Nasional tahun 2024. Kegiatan yang digelar secara hybrid tersebut meliputi Talkshow bersama tokoh dan peluncuran majalah digital Dialektika Cendekia (DC). Kegiatan yang diikuti lebih kurang oleh ratusan peserta tersebut berlangsung meriah dan antusias. M. Andi Hakim selaku direktur GISAF menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud suka cita menyambut momen bersejarah peringatan perjuangan kaum santri dalam membangun negeri. Lebih lanjut menurutnya, GISAF menjadi bagian dari komunitas epistemik yang berupaya berkontribusi dalam penguatan tradisi keilmuan kaum santri. “Kegiatan ini diikuti oleh pengelola GISAF, komunitas Senada Cendekia, mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, dan masyarakat umum” Tambahnya
Kegiatan dimulai secara simbolis dengan peluncuran majalah. Ahmad Yudi Rifai, pemimpin redaksi majalah Dialektika Cendekia menguraikan bahwa GISAF memiliki beberapa luaran program literasi, antara lain majalah, website dan jurnal ilmiah. Menurutnya, semua media tersebut terbuka bagi siapa saja yang berkenan menjadi bagian dari kampanye literasi di Indonesia. “Harapanya, melalui publikasi ini, mampu menjadi alternatif bacaan yang berkualitas dan berimbang" Tuturnya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan Talkshow bertema Transformasi Pesantren dalam Era Digital: Meneguhkan Tradisi, Membangun Inovasi untuk Masa Depan menghadirkan dua narasumber utama, antara lain: Dr. H. Ruchman Basori, M.Ag, Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Keagamaan, Sekretatiat Jenderal Kemenag RI, dan Dr. Hj. Sari Hernawati, M.Ag, Asisten Direktur I Program Pascasarjana Universitas Wahid Hasyim.
Dr. H. Ruchman Basori, M.Ag menguraikan pentingnya peran pesantren sebagai model pendidikan asli Indonesia (Indigenous). Menurutnya pesantren menjadi episentrum pendidikan agama, pengembangan dakwah dan pemberdayaan sosial kemasyarakatan. Sehingga, fungsinya senantiasa harus dikokohkan merespon kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kementerian agama secara kelembagaan konsisten memberikan layanan program inovasi dan afirmasi pesantren. Peran-peran kedepan melalui Dana Abadi Pesantren maupun sumber bantuan layanan akan diberikan dalam upayan meningkatkan kualitas pesantren. “Adaptasi, inovasi dan digitalisasi perlu terus dilakukan tanpa menghilangkan kekhasan tradisi dan kearifan local pesantren” Pesannya.
Senada dengan hal tersebut, Dr. Hj. Sari Hernawati, M.Ag menekankan pentingnya pesantren konsisten sebagai pusat pendidikan keagamaan, penggerak sosial dan pengembangan teknologi. Dalam diskursus digitalisasi, pesantren perlu mengembangkan beberapa kecakapan penting seperti digitalisasi kurikulum, layanan berbasis teknologi, pengembangan SDM digital dan kewirausahaan digital. Dengan tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik, pembentukan kurikulum dan keteladanan Kyai. “Pesantren dimasa depan harus mampu melakukan beberapa terobosan, seperti optimalisasi teknologi, kurikulum adaptif dan penjaan pada tradisi” Ungkapnya.
Pemaparan dari para narasumber mendapatkan respon baik dari peserta. Yusuf, salah satu peserta dari Lombok Tengah mengungkapkan pentingnya pesantren melakukan beragam inovasi dan adaptasi, sehingga tidak tertinggal dengan model pendidikan lainya. Senada dengan hal tersebut, Ifa peserta dari Lampung menanggapi dengan optimis bahwa pesantren dengan kekhasan tradisi dan intelektualisme nya mampu menempatkan teknologi sebagai salah satu instrument belajar mengajar. “Namun, keberkahan yang diperoleh langsung dari para Kyai tidak selamanya dapat digantikan dengan teknologi, karena spiritualisme pesantren adalah ruh pendidikan Islam” Ungkapnya.
Rifqi Fadhillah, kordinator kegiatan ini mengungkapkan tema-tema penting akan terus disajikan GISAF dalam membangun peradaban keilmuan. Menutup kegiatan tersebut menurutnya, GISAF bersama segenap pengelola dan masyarakat berupaya menjadi bagian penting dalam melestarikan program literasi dan pengembangan diri, melalui program-program yang dihadirkan. “Harapanya, antusiasme masyarakat akan terus bergeliat dalam membangun bangsa” Pungkasnya. (AK)