HARAPAN PEMUDA INDONESIA DAN HARMONI ANAK NEGERI GELAR MESRATREN DI KUNINGAN

Kuningan- Momentum Ramadhan Dimanfaatkan oleh Harapan Pemuda Indonesia dan Harmoni Anak Negeri untuk melakukan kegiatan Mesratren yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Mutawally Kuningan Jawa Barat. Kegiatan ini digagas untuk melakukan terobosan baru dalam meningkatkan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri 30 peserta dari berbagai agama yakni Islam, katolik, protestan dan hindu. Dibuka oleh H. Nunung Nurjati, S.Pd, M.si. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kuningan sebagai perwakilan dari Pemerintah Kabupaten.
Acara Mesantren ini mengambil tema "Silaturrahmi dalam karya dengan Bingkai Keberagaman Inklusif untuk Perdamaian yang bekelanjutan". Dengan Tagline Silaturrahmi dalam Karya, Laila Nihayati selaku Founder Harapan Pemuda Indonesia (HPI) menegaskan bahwa saat ini permusuhan semakin marak terjadi, mesratren harusnya menjadi tren anak muda dalam menjaga kerukunan, soridaritas dalam berbangsa dan bernegara.
"Polemik yang terjadi tentang perbedaan yang berhujung terjadinya konflik baik individu maupun kelompok menjadi tantangan besar untuk kita semua. Hadirnya kegiatan Mesratren tuntunya menjadi mesra yang tren bagi kalangan anak muda dalam menjada kerukunan dan solidaritas berbangsa". Pesan Laila Nihayati selaku Founder HPI didampingi Ketua Pelaksana Kegiatan Seftia Rahmawati, Senin sore (10/04/23).
Nunung Nurjati, S.Pd, M.si. selaku perwakilan dari Pemerintah Kabupaten mengapresiasi acara Mesantren yang digagas oleh Harapan Pemuda Indonesia.
"Acara ini tentunya harus didukung dan diapresiasi agar mampu menjadi contoh yang bisa diadopsi berbagai daerah dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama, semoga acara ini bisa berlanjut dan memberi dampak yang besar untuk bangsa Indonesia", Papar Kabag Kesra Kab. Kuningan
Lanlan Muhria, M. Pd selaku Pembina Yaysan Harmoni Anak Negeri mengucapkan terimakasih atas kegiatan yang sudah dilakukan berkolabosi dalam memupuk keberragamaan di Indonesia.
“Indonesia dikenal sebagai negara multikultural terbesar di dunia, baik dari suku, bahasa, adat, agama dan ras. Keberagaman ini sudah semestinya untuk dirawat agar mampu menghadirkan harmoni diantara sesama anak bangsa. Oleh karenanya, salah stu perekatnya adalah Pancasila sebagai titik temu keberagaman dimaskud. Selain itu juga nilai-nilai tersebut perlu juga diinternalisasikan pada setiap nafas anak bangsa, khususnya generasi muda. Pesan-pesan perdamaian perlu disebar luaskan sejak dini, agar bangsa yang besar ini tetap menjadi besar dengan segala keanekaragaman didalamnya” Ujar Lanlan Muhria M. Pd selaku Pembina Harmoni Anak Negeri
Enjang Epan Cahyadi selaku Panitia berharap acara ini dapat menjadi edukasi untuk saling merekatkan persatuan dan kesatuan diantara umat beragama.
“Kami dari panitia berharap acara ini mampu memberikan perspektif baru tentang kebersamaan, keberagamaan dan merekatkan persatuan diantara peserta. Sehingga rasa kekeluargaan di antara anak bangsa dapat terjalin tanpa melihat latar belakang suku, ras dan agama”. Ujar Enjang Epan Cahyadi yang Juga Merupakan Jebolan Pesantren Al-Mutawally dan Mahasiswa Magister Unswagati
Setelah sambutan, acara dilanjutkan sesi diskusi tentang perdamaian yang dihadiri oleh Andy Prawira Kusuma selaku Founder PeaceMaker Indonesia dan Prof. Didin Nurul Rosyidin. P.hd. selaku Direktur Pondok Pesantren Al-Mutawally.
Sebagai penutup Laila Nihayati berpesan kepada anak muda untuk tetap menjaga keharmonisan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
"Pancasila memiliki nilai-nilai keharmonisan dalam perbedaan, tentunya nilai-nilai inilah yang menjadi pedoman dalam menjaga kita semua tetap utuh dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Sudah saatnya anak muda tidak berhenti dalam kolaborasi dan Silaturrahmi dalam karya". Ujar Laila Nihayati yang juga merupakan Alumni Pondok Pesantren Al-Mutawally
Acara ini ditutup dengan buka puasa bersama dan sekaligus menjadi acara pembukaan Mesratren yang akan dilaksanakan selama empat hari kedepan. (AK)