Pandangan BuNeNi terhadap Debat Capres

Pandangan BuNeNi terhadap Debat Capres

Oleh Didi Suprijadi

(Aktifis Buruh)

Hasil debat capres Selasa 12/12 kemaren ketiga nya tidak ada yang unggul. Semua peserta debat sama saja, belum ada yang menyentuh kebutuhan rakyat banyak. Hingga debat berakhir tidak satupun peserta debat menyinggung persoalan Buruh Nelayan Petani ( BuNeNi).

Hanya satu yang paling mengesankan, yaitu ada satu orang yang berdiri sambil sorak sorai di panggung debat saking gembiranya , hingga di colek orang lain untuk berhenti dan duduk kembali di kursinya, lupa rupanya dikira sedang nonton pertandingan sepakbola..

Secara umum yang menang tetap kaum kapitalis kaum bour jou para pemilik modal. Secara langsung acara debat capres mendatangkan jutaan uang diraup oleh pengusaha melalui iklan iklan TV nya. Begitu juga pemenang secara tidak langsung tetap saja para olighargi yang ada disekeliling para peserta debat capres.

Lokasi debat di jakarta tidak jauh dari lokasi kejadian , dimana ada seorang laki laki membunuh ke empat anak anak nya hanya karena tidak ada uang untuk membeli beras,.akibat rendahnya pendapatan.

Kontradiksi antara petinggi dan rakyat kebanyakan yang miskin, para petinggi dan klas menengah atas bergembira ria nonton para aktor politik joget di panggung debat capres, disisi lain kelas pekerja rakyat miskin para Buruh Nelayan Petani hingga hari ini, masih berjuang dengan upah minimum nya.

BPS melaporkan Biaya Hidup diberbagai kota di Indonesia.Survey Biaya Hidup di jakarta tahun 2022 oleh BPS sebesar Rp 14,88 juta sedangkan UMP 2024 ditetapkan sebesar Rp 5,06 juta.

Bekasi survey Biaya Hidup sebesar Rp 14,35 juta sedangkan UMK tahun 2024 ditetapkan sebesar Rp 5,34 juta.

Kota Bogor Survey Biaya Hidup sebesar Rp 10,73 juta sedangkan UMK nya ditetapkan sebesar Rp 4,81 juta.

Dari survei ini, tercatat Cilacap menjadi kota dengan biaya hidup termurah se-Indonesia. Biaya hidup di Cilacap tercatat sebesar Rp 5,37 juta per bulan, Posisi kedua ditempati oleh kota Maumere Rp 5,52 juta per bulan dan ketiga adalah Sibolga dengan biaya hidup Rp 5,68 juta per bulan.

Biaya hidup adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran pokok seperti perumahan, makanan, pajak, dan perawatan kesehatan di tempat dan jangka waktu tertentu. 

Biaya hidup terkait dengan upah. Jika pengeluaran lebih tinggi di suatu kota, seperti Jakarta misalnya, tingkat gaji harus lebih tinggi agar masyarakat mampu untuk tinggal di jakarta.

Dari ketiga kota saja terlihat ketimpangan antara kebutuhan biaya hidup dengan pendapatan kaum penerima upah. Rata rata pendapatan penerima upah sepertiga dari survey kebutuhan Biaya Hidup.

Bisa jadi acara debat belum menyentuh langsung persoalan rakyat miskin, karena debat 12 Desember bertema Hukum, HAM dan perkembangan Demokrasi.

Apapun tema debat capres tidak akan ada pengaruh besar terhadap rakyat miskin, bila debat nya hanya pada tataran wacana dan retorika, apalagi hanya sekedar janji.

Oleh sebab itu hati hati memilih Calon Presiden, Jangan salah pilih memilih pemimpin, pilihlah pemimpin yang rekam jejaknya tidak pernah menyakiti rakyat miskin, pilihlah pemimpin yang membela rakyat miskin dan pilih pemimpin yang peduli terhadap BuNeNi (Buruh Nelayan Petani ).

BuNeNi bergabung pilihan politik nya ada di Partai Buruh, semua tahu Partai Buruh selain didukung oleh BuNeNi, didukung juga oleh para honorer,ojol, ibu penjual jamu gendong , buruh migran, masyarakat adat dan lainnya. Partai Buruh masih pikir pikir untuk menjatuhkan pilihan capres-cawapres, karena belum yakin ada calon yang dipercaya , setidaknya hingga debat capres berakhir.

Rumah Honorer Ayah Didi