CAPRES PILIHAN BURUH ADALAH YANG MAU CABUT UU OMNIBUS LAW

CAPRES PILIHAN BURUH ADALAH YANG MAU CABUT UU OMNIBUS LAW

Oleh Dr. Didi Suprijadi, MM
(Ketua Bidang Partai Buruh)

Ada sebuah pepatah mengatakan Condong mato kanan rancak, condong Salero kanan lamak ( pepatah Minang) yang artinya adalah Arah pandangan mata yang ke cantik bagus dan indah,sedangkan arah selera kepada yang enak dan lezat.

Itulah pepatah orang Minang, yang sering didengar apabila berbicara tentang keindahan dan selera. Berbicara masalah keindahan dan selera itu relatif, tidak bisa disamakan bagi setiap orang, walaupun rambut sama hitamnya, namun selera tetap berbeda. Sesuatu yang indah , cantik dan enak menurut seseorang, belum tentu menurut orang lain sama dengan yang dirasakannya.

Hal ini bisa  juga disamakan dengan memilih pemimpin negara. Memilih pemimpin dalam hal ini presiden tidak lagi didasar kan kompetensi, pengalaman dan jejak karya nya, tetapi sering kali lebih banyak didasarkan soal selera dan kesukaannya.

Kalau sudah suka kepada Anies Rasyid Baswedan misalnya, tetap pilihannya walaupun dihujat kiri kanan.

Kalau sudah jatuh pilihan kepada Prabowo Subianto Djojohadikusumo misalnya,tetap pilihannya walaupun kritik pedas atas kekurangan nya.

Kalau sudah jatuh pilihan kepada Ganjar Pranowo misalnya,tetap pilih dia sekalipun banyak orang meragukan rekam jejak nya.

Dengan kata lain pilihan presiden pemilu 2024  pilihannya tidak  lagi berdasarkan kemampuan, pengalaman dan rekam jejak nya, tetapi condong ke selera dan kesukaannya.

Apakah benar semua orang dalam pilpres pilihannya bergantung kepada selera dan kesukaannya?


Di belahan dunia manapun pilihan seorang presiden biasanya didasarkan atas kesamaan idiologi nya. Secara garis besar idiologi idiolgi di Dunia terbagi 3 golongan yaitu Nasionalis, Liberalis 
Sosialis/Komunis. Pasangan Capres cawapres  ketiga nya sudah mengklaim bahwa dirinya sebagai Nasionalis.

Oleh sebab itu wajar kalau masyarakat umum untuk memilih calon pemimpin negara bukan berdasarkan idiologinya, pengalaman dan rekam jejak nya, melainkan hanya berdasarkan suka dan selera. 

Rupanya ada satu kelompok masyarakat yang tergabung dalam serikat buruh ,petani dan nelayan untuk menentukan pilihan capres tidak lagi berdasarkan idiologinya, selera atau kesukaan nya. Tetapi berdasarkan kepentingan untuk masyarakat banyak, khusus nya rakyat miskin.

Rakyat miskin, utama nya kaum buruh, petani dan nelayan sangat kesusahan akibat pemerintah menerapkan kebijakan menggunakan Undang Undang Omnybuslaw Cipta Kerja.

Dengan demikian siapa capres-cawapres yang  diusung  oleh partai partai pembuat dan pendukung Undang Undang Omnybuslaw Cipta Kerja tidak usah dipilih.

Sebaliknya, para  buruh, nelayan ,petani dan rakyat miskin bergabung dalam partai buruh akan memilih capres cawapres yang program nya mencabut Undang Undang Omnibus Law Cipta Kerja.

Rumah Honorer Ayah Didi
1 Desember 2023